"Dengan ini kami atas nama seluruh staf redaksi KabarIndonesia ingin
mengucapkan selamat kepada Sdr. Pan Mohamad Faiz, karena artikel
anda berjudul "25.000 Ahli Hukum Asal India akan Diekspor ke
Amerika" telah terpilih sebagai artikel yang banyak dikunjungi oleh
para pembaca KabarIndonesia".
"Berdasarkan hasil statistik data para pengunjungnya ternyata
artikel yang anda tulis banyak dibaca oleh para pengunjung, sehingga
layak untuk dinobatkan sebagai "Weekly TopViews". Ternyata artikel
anda ini telah menjadi satu artikel yang luar biasa. Disenangi oleh
para pembaca KabarIndonesia."
Demikian bunyi kalimat awal yang tertulis di layar computer saya
dari sebuah email yang dikirimkan oleh Redaksi Kabar Indonesia (E.
Widiyati) yang menobatkan salah satu artikel yang pernah saya tulis
pada media online tersebut menjadi "Top Weekly Views".
Percaya tidak percaya, sampai akhirnya saya pastikan untuk
mengunjungi kembali situs KabarIndonesia tersebut untuk membuktikan
bahwa ini bukanlah salah satu dari sekian banyak email spam yang
sering bertandang ke inbox saya. Ternyata benar, tanpa saya duga dan
sadari, artikel yang pernah saya kirimkan tersebut
mendapat "kesempatan" untuk dibaca oleh para pengunjung
KabarIndonesia lainnya, padahal saya merasa tidak ada yang terlalu
spesial dalam tulisan saya tersebut.
Siapa KabarIndonesia?
Mungkin banyak di antara, khususnya non-NETers, yang belum
mengetahui keberadaan koran online yang mempunyai ciri sangat khas
ini. Sebagaimana di deskripsikan oleh Redaksi yang bersangkutan,
KabarIndonesia tersebut adalah koran online pertama di Indonesia di
mana para pembacanya juga merupakan penulis berita pada
KabarIndonesia itu sendiri. Dengan mengusung motto "Dari Kita untuk
Kita", koran online tersebut ingin mengajak para pembacanya untuk
berpartispasi aktif dan saling berbagi berita-berita yang mereka
ketahui kepada khalayak umum, baik itu di dalam lingkup nasional
maupun internasional. Hal yang menjadi karakteristik utamanya di
sini yaitu Redaksi membuka peluang kepada siapa saja untuk menulis
berbagai hal maupun berita selama apa yang ditulisnya itu tidak
mengandung unsur SARA.
Tentunya kemudahan seperti ini adalah kesempatan yang dinanti-nanti
oleh banyak orang, termasuk saya, khususnya bagi mereka yang
terbiasa menjadi citizen reporter. Sehingga dalam tempo singkat,
semenjak diluncurkan pada bulan November 2006, koran online ini
sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan komunitas cyber. Tak
ayal bila KabarIndonesia mendapat perhatian cukup besar dari para
pembaca sekaligus penulisnya hingga akhirnya mendapat point "Bintang
Lima" dari suara konsumen.
Penilaian dan Saran
Sebagaimana telah saya singgung sebelumnya, berita maupun artikel
yang ditulis dalam KabarIndonesia sebagian besar merupakan hasil
coretan tangan dari para pembacanya (user) sendiri, sehingga dapat
saya simpulkan bahwa koran online ini akan menjadi besar maupun
sebaliknya tidak semata-mata terletak di tangan redaksi, namun juga
tergantung dari user-nya.
Dengan sistem yang dimilikinya, KabarIndonesia nampaknya kini
menjadi koran alternatif bagi para pembaca yang juga ingin
mencurahkan pemikiran sekaligus melatih kemampuan penulisannya
melalui ketentuan yang jauh lebih mudah ketimbang koran-koran cetak
lainnya. Disadari atau tidak, koran cetak Indonesia terkadang masih
banyak yang terlalu mempertimbangkan "siapa dan apa posisi" si
penulis dalam artikel opini maupun kolom, ketimbangn dengan kualitas
muatan tulisannya. Dengan adanya KabarIndonesia ini, maka siapapun
mempunyai kesempatan pemuatan artikel yang sama dengan lainnya, maka
pantaslah bila ada yang mengatakan bahwa media ini adalah
medianya "orang biasa".
Namun terlepas dari berbagai kelebihan yang dimilikinya, bukan
berarti koran online ini tidak mempunyai kekurangan dan celah yang
harus segera mereka perbaiki di masa mendatang. Terpilih menjadi
penulis "Top Weekly Views" bukan berarti saya memandang koran online
ini bak permaisuri yang harus selalu disanjung-sanjung. Akan tetapi
sedikit saran saya berikut mungkin akan lebih sangat berharga
ketimbang berusaha "meninabobokan" rekan-rekan saya lainnya untuk
berkunjung ke situs KabarIndonesia. Sebab berapalah jumlah rekan
yang dapat saya bawa, mungkin dapat dihitung dengan jari, ketimbang
efek yang jauh lebih besar dari saran konstruktif yang akan saya
coba uraikan untuk sementara ini. Diantaranya yaitu:
1. Desain
Sejauh pengamatan saya, walaupun sudah mulai ada perubahan sedikit
demi sedikit sejak diluncurkannya pertama kali, namun desain yang
dihadirkan sepertinya masihlah kurang menarik bagi para pembacanya.
desain monoton dan standar untuk sebuah situs koran online. Memang
dengan tampilan seperti sekarang ini, daya aksesnya sangat mudah dan
nyaman, akan tetapi penampilan progresif visual, menurut saya, akan
mampu untuk lebih lama "menahan" para pembacanya ketika membaca dan
berkunjung di situs tersebut. Namun bukan berarti hal tersebut
diartikan dengan menambahkan banyak banner dan flash-flash iklan,
yang buat saya pribadi atau mungkin yang lainnya, justru akan
menjadikan situs koran online tersebut menjadi tidak nyaman lagi
untuk dibaca dan akan terkesan lebih mengutamakan komersialitas
ketimbang unsur informasi berita.
Pembagian kategori, baik dari segi desain maupun tampilan di halaman
awal masih belum seimbang. Sebagai contoh, kolom opini yang biasanya
menjadi kolom "incaran" para pembaca koran justru tidak dihadirkan
di halaman muka. Kemudian, ketika kita mengklik kolom berita, maka
list yang terlalu panjang kadang tidak cukup untuk beberapa layar
komputer para pengunjungnya.
Walaupun desain ini terkesan tidak terlalu penting, tetapi demi
perfoma penampilan yang prima, nampaknya desain KabarIndonesia juga
harus dikembangkan lagi.
2. Kualitas Berita
Ada baiknya, KabarIndonesia juga memberikan arahan kepada para
penulisnya, termasuk saya kembali, megenai bagaimana metode dan
teknik penulisan yang baik. Unsur-unsur pembelajaran jurnalisme
kepada para pembaca dan penulis KabarIndonesia pasti akan sangat
disambut baik demi meningkatkan kualitas artikel dan berita yang
akan dimuat. Sebab informasi yang saya peroleh bahwa artikel yang
ditampilkan hampir sebagian besar tanpa difilter secara seksama oleh
redaksi dan berita yang dikirimkan dapat dikatakan secara otomatis
akan termuat di KabarIndonesia tersebut (mohon koreksi bila saya
kurang tepat).
Hal ini berbeda misalnya dengan Media Citizen internasional seperti
Agoravox dan Global Voice, yang masih memilah berita dan artikel
yang ditulis dari para penulis pemulanya. Cara seperti ini bukanlah
dimaksudkan untuk mengekang kebebasan ekspresi dan pendapat para
penulis maupun pembacanya, akan tetapi semata-mata hanyalah untuk
menjadikan berita yang ditampilkan benar-benar berkualitas
dan "enak" dibaca. Sebab hingga saat ini, saya seringkali menemukan
beberapa berita yang tidak jelas maksud pemberitaanya, terlebih lagi
jika hanya memuat beberapa kalimat saja. Tidak menutup kemungkinan
suatu saat, contoh ekstrimnya, penulis membuat berita yang mengada-
ada (kebohongan publik) tanpa bisa dikonfirmasi dahulu kebenarannya
oleh Redaksi
Jika saja kondisi seperti ini bisa diminimalisir dan semakin hari
para penulis KabarIndonesia semakin lihai menunjukan keahlian
menulisnya, maka saya sangat yakin bahwa para pembaca setia
KabarIndonesia tidak akan segan-segan untuk berlama-lama membaca
berita atau selalu berkunjung kembali ke situs tersebut.
3. Hak Cipta
Dikarenakan para penulis diperbolehkan untuk menulis mengenai apapun
beritanya dengan catatan hanya sepanjang tidak mengandung SARA, maka
hemat saya perlu pula diperhatikan mengenai unsur inherent Hak Cipta
dari sumber lain yang digunakan oleh para penulis selain dari
miliknya sendiri. Terlebih lagi KabarIndonesia juga membuka
fasilitas untuk menggunakan gambar sebagai bahan pendukung tulisan
yang akan dimuat. Ini pun baru benar-benar saya sadari dan pahami
setelah saya selesai melakukan penelitian mengenai perbandingan
ketentuan Hak Cipta di berbagai negara.
Memang sebagian besar ketentuan Hak Cipta tersebut memberikan
beberapa pengecualian terhadap pemberitaan kembali untuk sebuah
berita, akan tetapi tetap saja hal yang sepertinya kecil ini akan
dapat menjadi besar apabila tidak diantisipasi oleh penulis maupun
Redaksi KabarIndonesia. Pasalnya, penulis yang terdaftar tentunya
datang dari seluruh penjuru belahan dunia di mana mereka dapat
mengambil rujukan penulisan dari manapun tanpa bisa diketahui oleh
Redaksi satu persatu dikarenakan penulis tidak meminta izin ataupun
mencantumkan sumber penulisannya. Mengingat situs ini dikelola oleh
Redaksi dan bukan oleh penulis secara pribadi orang perorang,
sebagaimana manajemen sebuah Blog, maka memfasilitasi bisa juga
dikatakan ikut serta apabila terjadi pelanggaran hak cipta, walaupun
hal ini kembali pada situasi kasus per kasus (case by case). Oleh
karena itu, sejak dini Redaksi dapat membuat ketentuan-ketentuan
khusus, disclaimer, ataupun memberikan pengumuman resmi para
penulisnya sekaligus sebagai bahan pembelajaraan kepada kita semua.
4. Komunikatif
Sebagai orang biasa, bukan sebagai ahli komunikasi ataupun pakar di
bidang jurnalisme, namun saya merasakan bahwa unsur komunikatif
media kepada para pembacanya merupakan unsur yang tidak bisa
dikesampingkan. Penghargaan seperti "Citizen Reporter of the Month"
ataupun "Top Weekly Views", merupakan salah satu cara yang haruslah
terus dipertahankan. Sebab, dengan adanya hal tersebut maka para
penulis lainnya akan semakin berlomba guna menyuguhkan tulisan yang
lebih beragam, berkualitas dan menarik para pembacanya. Redaksi pun
juga dapat membuat berita dan info komunikatif lainnya dari suatu
kegiatan real yang kemudian dapat diakses oleh para pembacanya.
Contoh lain misalnya dengan membuat dan memfasilitasi suatu forum
online bagi para pembacanya dihalaman muka. Kedepannya,
KabarIndonesia pada nantinya, bila memungkinkan, juga dapat membuat
berbagai komunitas dari setiap wilayah asal para penulisnya. Hal-hal
seperti ini tentunya akan menghadirkan suasana di KabarIndonesia
menjadi lebih hidup dan benar-benar menjalankan mottonya,
yaitu "Dari Kita untuk Kita".
Penutup
Bukan untuk menggurui ataupun memberikan penilaian tanpa sebuah
pertimbangan matang, namun apa yang saya utarakan di atas merupakan
suatu bentuk penghargaan saya kepada dunia jurnalisme yang salah
satunya sedang dibangun dibawah fondasi KabarIndonesia. Pun jika ada
yang kurang tepat dalam penilaian tersebut, rekan-rekan bisa pula
mengkritisinya kembali. Di alam demokrasi sekarang ini, tentunya
kehadiran KabarIndonesia ibarat "mata air di padang pasir", menjadi
wahana baru bagi para duta-duta penulis Indonesia di manapun mereka
berada. KabarIndonesia memberikan kesempatan luas kepada segenap
rakyat Indonesia untuk dapat mengasah kemampuan menulisnya sekaligus
memperoleh wawasan dari berita dan artikel yang ditulis oleh sesama
rekan penulis lainnya.
Semoga KabarIndonesia dapat menjadi "the Leading Indonesian Citizen
Online Newspaper (LICON)" yang senantiasa turut membangun dalam
mencerdaskan bangsa Indonesia dengan cara menghadirkan dialektika
wawasan dari berbagai sudut pandang yang dimiliki oleh para pembaca
sekaligus para penulisnya.
"I wite entirely to find out what I'm thinking, what I'm looking at,
what I see and what it means. What I want and what I fear."
# ISH Room No.44, New Delhi at 07.37PM#
*Penulis adalah rakyat biasa yang sedang menempuh pendidikan di
India. Dapat dikunjungi di http://faizlawjournal.blogspot.com.
mengucapkan selamat kepada Sdr. Pan Mohamad Faiz, karena artikel
anda berjudul "25.000 Ahli Hukum Asal India akan Diekspor ke
Amerika" telah terpilih sebagai artikel yang banyak dikunjungi oleh
para pembaca KabarIndonesia".
"Berdasarkan hasil statistik data para pengunjungnya ternyata
artikel yang anda tulis banyak dibaca oleh para pengunjung, sehingga
layak untuk dinobatkan sebagai "Weekly TopViews". Ternyata artikel
anda ini telah menjadi satu artikel yang luar biasa. Disenangi oleh
para pembaca KabarIndonesia."
Demikian bunyi kalimat awal yang tertulis di layar computer saya
dari sebuah email yang dikirimkan oleh Redaksi Kabar Indonesia (E.
Widiyati) yang menobatkan salah satu artikel yang pernah saya tulis
pada media online tersebut menjadi "Top Weekly Views".
Percaya tidak percaya, sampai akhirnya saya pastikan untuk
mengunjungi kembali situs KabarIndonesia tersebut untuk membuktikan
bahwa ini bukanlah salah satu dari sekian banyak email spam yang
sering bertandang ke inbox saya. Ternyata benar, tanpa saya duga dan
sadari, artikel yang pernah saya kirimkan tersebut
mendapat "kesempatan" untuk dibaca oleh para pengunjung
KabarIndonesia lainnya, padahal saya merasa tidak ada yang terlalu
spesial dalam tulisan saya tersebut.
Siapa KabarIndonesia?
Mungkin banyak di antara, khususnya non-NETers, yang belum
mengetahui keberadaan koran online yang mempunyai ciri sangat khas
ini. Sebagaimana di deskripsikan oleh Redaksi yang bersangkutan,
KabarIndonesia tersebut adalah koran online pertama di Indonesia di
mana para pembacanya juga merupakan penulis berita pada
KabarIndonesia itu sendiri. Dengan mengusung motto "Dari Kita untuk
Kita", koran online tersebut ingin mengajak para pembacanya untuk
berpartispasi aktif dan saling berbagi berita-berita yang mereka
ketahui kepada khalayak umum, baik itu di dalam lingkup nasional
maupun internasional. Hal yang menjadi karakteristik utamanya di
sini yaitu Redaksi membuka peluang kepada siapa saja untuk menulis
berbagai hal maupun berita selama apa yang ditulisnya itu tidak
mengandung unsur SARA.
Tentunya kemudahan seperti ini adalah kesempatan yang dinanti-nanti
oleh banyak orang, termasuk saya, khususnya bagi mereka yang
terbiasa menjadi citizen reporter. Sehingga dalam tempo singkat,
semenjak diluncurkan pada bulan November 2006, koran online ini
sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan komunitas cyber. Tak
ayal bila KabarIndonesia mendapat perhatian cukup besar dari para
pembaca sekaligus penulisnya hingga akhirnya mendapat point "Bintang
Lima" dari suara konsumen.
Penilaian dan Saran
Sebagaimana telah saya singgung sebelumnya, berita maupun artikel
yang ditulis dalam KabarIndonesia sebagian besar merupakan hasil
coretan tangan dari para pembacanya (user) sendiri, sehingga dapat
saya simpulkan bahwa koran online ini akan menjadi besar maupun
sebaliknya tidak semata-mata terletak di tangan redaksi, namun juga
tergantung dari user-nya.
Dengan sistem yang dimilikinya, KabarIndonesia nampaknya kini
menjadi koran alternatif bagi para pembaca yang juga ingin
mencurahkan pemikiran sekaligus melatih kemampuan penulisannya
melalui ketentuan yang jauh lebih mudah ketimbang koran-koran cetak
lainnya. Disadari atau tidak, koran cetak Indonesia terkadang masih
banyak yang terlalu mempertimbangkan "siapa dan apa posisi" si
penulis dalam artikel opini maupun kolom, ketimbangn dengan kualitas
muatan tulisannya. Dengan adanya KabarIndonesia ini, maka siapapun
mempunyai kesempatan pemuatan artikel yang sama dengan lainnya, maka
pantaslah bila ada yang mengatakan bahwa media ini adalah
medianya "orang biasa".
Namun terlepas dari berbagai kelebihan yang dimilikinya, bukan
berarti koran online ini tidak mempunyai kekurangan dan celah yang
harus segera mereka perbaiki di masa mendatang. Terpilih menjadi
penulis "Top Weekly Views" bukan berarti saya memandang koran online
ini bak permaisuri yang harus selalu disanjung-sanjung. Akan tetapi
sedikit saran saya berikut mungkin akan lebih sangat berharga
ketimbang berusaha "meninabobokan" rekan-rekan saya lainnya untuk
berkunjung ke situs KabarIndonesia. Sebab berapalah jumlah rekan
yang dapat saya bawa, mungkin dapat dihitung dengan jari, ketimbang
efek yang jauh lebih besar dari saran konstruktif yang akan saya
coba uraikan untuk sementara ini. Diantaranya yaitu:
1. Desain
Sejauh pengamatan saya, walaupun sudah mulai ada perubahan sedikit
demi sedikit sejak diluncurkannya pertama kali, namun desain yang
dihadirkan sepertinya masihlah kurang menarik bagi para pembacanya.
desain monoton dan standar untuk sebuah situs koran online. Memang
dengan tampilan seperti sekarang ini, daya aksesnya sangat mudah dan
nyaman, akan tetapi penampilan progresif visual, menurut saya, akan
mampu untuk lebih lama "menahan" para pembacanya ketika membaca dan
berkunjung di situs tersebut. Namun bukan berarti hal tersebut
diartikan dengan menambahkan banyak banner dan flash-flash iklan,
yang buat saya pribadi atau mungkin yang lainnya, justru akan
menjadikan situs koran online tersebut menjadi tidak nyaman lagi
untuk dibaca dan akan terkesan lebih mengutamakan komersialitas
ketimbang unsur informasi berita.
Pembagian kategori, baik dari segi desain maupun tampilan di halaman
awal masih belum seimbang. Sebagai contoh, kolom opini yang biasanya
menjadi kolom "incaran" para pembaca koran justru tidak dihadirkan
di halaman muka. Kemudian, ketika kita mengklik kolom berita, maka
list yang terlalu panjang kadang tidak cukup untuk beberapa layar
komputer para pengunjungnya.
Walaupun desain ini terkesan tidak terlalu penting, tetapi demi
perfoma penampilan yang prima, nampaknya desain KabarIndonesia juga
harus dikembangkan lagi.
2. Kualitas Berita
Ada baiknya, KabarIndonesia juga memberikan arahan kepada para
penulisnya, termasuk saya kembali, megenai bagaimana metode dan
teknik penulisan yang baik. Unsur-unsur pembelajaran jurnalisme
kepada para pembaca dan penulis KabarIndonesia pasti akan sangat
disambut baik demi meningkatkan kualitas artikel dan berita yang
akan dimuat. Sebab informasi yang saya peroleh bahwa artikel yang
ditampilkan hampir sebagian besar tanpa difilter secara seksama oleh
redaksi dan berita yang dikirimkan dapat dikatakan secara otomatis
akan termuat di KabarIndonesia tersebut (mohon koreksi bila saya
kurang tepat).
Hal ini berbeda misalnya dengan Media Citizen internasional seperti
Agoravox dan Global Voice, yang masih memilah berita dan artikel
yang ditulis dari para penulis pemulanya. Cara seperti ini bukanlah
dimaksudkan untuk mengekang kebebasan ekspresi dan pendapat para
penulis maupun pembacanya, akan tetapi semata-mata hanyalah untuk
menjadikan berita yang ditampilkan benar-benar berkualitas
dan "enak" dibaca. Sebab hingga saat ini, saya seringkali menemukan
beberapa berita yang tidak jelas maksud pemberitaanya, terlebih lagi
jika hanya memuat beberapa kalimat saja. Tidak menutup kemungkinan
suatu saat, contoh ekstrimnya, penulis membuat berita yang mengada-
ada (kebohongan publik) tanpa bisa dikonfirmasi dahulu kebenarannya
oleh Redaksi
Jika saja kondisi seperti ini bisa diminimalisir dan semakin hari
para penulis KabarIndonesia semakin lihai menunjukan keahlian
menulisnya, maka saya sangat yakin bahwa para pembaca setia
KabarIndonesia tidak akan segan-segan untuk berlama-lama membaca
berita atau selalu berkunjung kembali ke situs tersebut.
3. Hak Cipta
Dikarenakan para penulis diperbolehkan untuk menulis mengenai apapun
beritanya dengan catatan hanya sepanjang tidak mengandung SARA, maka
hemat saya perlu pula diperhatikan mengenai unsur inherent Hak Cipta
dari sumber lain yang digunakan oleh para penulis selain dari
miliknya sendiri. Terlebih lagi KabarIndonesia juga membuka
fasilitas untuk menggunakan gambar sebagai bahan pendukung tulisan
yang akan dimuat. Ini pun baru benar-benar saya sadari dan pahami
setelah saya selesai melakukan penelitian mengenai perbandingan
ketentuan Hak Cipta di berbagai negara.
Memang sebagian besar ketentuan Hak Cipta tersebut memberikan
beberapa pengecualian terhadap pemberitaan kembali untuk sebuah
berita, akan tetapi tetap saja hal yang sepertinya kecil ini akan
dapat menjadi besar apabila tidak diantisipasi oleh penulis maupun
Redaksi KabarIndonesia. Pasalnya, penulis yang terdaftar tentunya
datang dari seluruh penjuru belahan dunia di mana mereka dapat
mengambil rujukan penulisan dari manapun tanpa bisa diketahui oleh
Redaksi satu persatu dikarenakan penulis tidak meminta izin ataupun
mencantumkan sumber penulisannya. Mengingat situs ini dikelola oleh
Redaksi dan bukan oleh penulis secara pribadi orang perorang,
sebagaimana manajemen sebuah Blog, maka memfasilitasi bisa juga
dikatakan ikut serta apabila terjadi pelanggaran hak cipta, walaupun
hal ini kembali pada situasi kasus per kasus (case by case). Oleh
karena itu, sejak dini Redaksi dapat membuat ketentuan-ketentuan
khusus, disclaimer, ataupun memberikan pengumuman resmi para
penulisnya sekaligus sebagai bahan pembelajaraan kepada kita semua.
4. Komunikatif
Sebagai orang biasa, bukan sebagai ahli komunikasi ataupun pakar di
bidang jurnalisme, namun saya merasakan bahwa unsur komunikatif
media kepada para pembacanya merupakan unsur yang tidak bisa
dikesampingkan. Penghargaan seperti "Citizen Reporter of the Month"
ataupun "Top Weekly Views", merupakan salah satu cara yang haruslah
terus dipertahankan. Sebab, dengan adanya hal tersebut maka para
penulis lainnya akan semakin berlomba guna menyuguhkan tulisan yang
lebih beragam, berkualitas dan menarik para pembacanya. Redaksi pun
juga dapat membuat berita dan info komunikatif lainnya dari suatu
kegiatan real yang kemudian dapat diakses oleh para pembacanya.
Contoh lain misalnya dengan membuat dan memfasilitasi suatu forum
online bagi para pembacanya dihalaman muka. Kedepannya,
KabarIndonesia pada nantinya, bila memungkinkan, juga dapat membuat
berbagai komunitas dari setiap wilayah asal para penulisnya. Hal-hal
seperti ini tentunya akan menghadirkan suasana di KabarIndonesia
menjadi lebih hidup dan benar-benar menjalankan mottonya,
yaitu "Dari Kita untuk Kita".
Penutup
Bukan untuk menggurui ataupun memberikan penilaian tanpa sebuah
pertimbangan matang, namun apa yang saya utarakan di atas merupakan
suatu bentuk penghargaan saya kepada dunia jurnalisme yang salah
satunya sedang dibangun dibawah fondasi KabarIndonesia. Pun jika ada
yang kurang tepat dalam penilaian tersebut, rekan-rekan bisa pula
mengkritisinya kembali. Di alam demokrasi sekarang ini, tentunya
kehadiran KabarIndonesia ibarat "mata air di padang pasir", menjadi
wahana baru bagi para duta-duta penulis Indonesia di manapun mereka
berada. KabarIndonesia memberikan kesempatan luas kepada segenap
rakyat Indonesia untuk dapat mengasah kemampuan menulisnya sekaligus
memperoleh wawasan dari berita dan artikel yang ditulis oleh sesama
rekan penulis lainnya.
Semoga KabarIndonesia dapat menjadi "the Leading Indonesian Citizen
Online Newspaper (LICON)" yang senantiasa turut membangun dalam
mencerdaskan bangsa Indonesia dengan cara menghadirkan dialektika
wawasan dari berbagai sudut pandang yang dimiliki oleh para pembaca
sekaligus para penulisnya.
"I wite entirely to find out what I'm thinking, what I'm looking at,
what I see and what it means. What I want and what I fear."
# ISH Room No.44, New Delhi at 07.37PM#
*Penulis adalah rakyat biasa yang sedang menempuh pendidikan di
India. Dapat dikunjungi di http://faizlawjournal.blogspot.com.
0 Komentar untuk "KabarIndonesia The Leading Indonesian Citizen Online Newspaper (LICON)?"
Berikan Komentar Anda